Cinta kepada Allah
Cinta kepada
Allah dan Rasul-Nya termasuk kewajiban iman yang paling agung, fondasi yang
paling besar, kaidah yang paling mulia, bahkan merupakan dasar dalam setiap
amalan iman dan agama.
Mahabbatullah
yakni mahabbah kepada Allah yang berarti bahwa jika seorang mukmin mencintai
Allah, maka ia juga mencintai Rasul-Nya, para nabi-Nya, dan hamba-hamba-Nya,
hamba-hamba-Nya yang mukmin.
Mahabbatullah
( cinta kepada Allah) tidak sama dengan cinta kepada selain-Nya. Cinta kepada
Allah harus lebih istimewa daripada cinta kepada yang lainnya, karena itulah mahabbatullah disebutkan dengan sesuatu yang khusus
bagi-Nya, yang ditunjukkan dengan ibadah, inaabah
kepada-Nya, taubah kepada-Nya dan semacamnya. Semua perbuatan-perbuatan itu
mencakup mahabbatullah SWT.
Dengan demikian,
cinta kepada Allah dapat dilakukan dengan beberapa hal, antara lain :
Taat kepada Allah
Taat kepada Allah
Taat kepada Allah, ialah
mengerjakan yang diwajibkan Allah Ta’aladan menjauhi yang dilarang, dan
berhenti pada batas-batas yang ditentukan.
Pangkal ketaatan ialah mengetahui
(merasakan hadirnya) Allah, takut kepada Allah, berharap kepada Allah dan
mendekatkan diri pada-Nya.
Beribadah kepada Allah
Beribadah kepada Allah, berarti
menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun..
Menurut Abu Hasan Az Zanjaani,
dasarnya ibadah ada 3 syarat :
1.
Mata untuk menarik pelajaran
2.
Hati untuk tafakkur.
3.
Lisan untuk berkata benar, bertasbih dan dzikir.
Firman Allah Ta’ala :
“Berdzikirlah kalian kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya; dan
bertasbihlah pada-Nya disaat pagi dan petang.”(QS. Al Ahzab(33): 41-42)
Mengikuti sunnah Rasul
Sabda Nabi SAW :
“Barangsiapa yang menghidup-hidupkan sunnahku, maka sungguh dia
mencintaiku. Dan barangsiapa yang mencintaiku, maka kelak ia bersama aku pada
hari kiamat di dalam surga.”
“Setiap umatku pasti masuk surga kecuali yang membangkang.”
“Barangsiapa yang taat kepadaku akan masuk surga, dan siap yang maksiat
kepadaku ia telah membangkang. Dan setiap perbuatan yang tidak berdasarkan
sunnahku disebut maksiat.”
“Barangsiapa yang menyia-nyiakan sunnahku, maka syafaatku haram bagi
dia.”
Ucapan-ucapan sahabat Nabi :
“Barangsiapa yang mencintai orang yang cinta kepada Allah, artinya ia
telah mencintai Allah. Juga yang mengagungkan orang yang mengagungkan Allah,
sama dengan ia mengagungkan Allah .”
Rajin membaca Al Qur’an, memahami dan menghayati maknanya serta
mengamalkannya
“Tandanya cinta Allah adalah mencintai Al Qur’an. Dan tandanya cinta Allah
dan cinta Al Qur’an ialah mencintai Nabi Muhammad SAW; dengan suatu tanda
mencintai sunnah-nya Tanda mencintai sunnahnya ialah mencintai akherat. Tanda
cinta akherat ialah benci terhadap dunia, dan tanda benci dunia ialah mengambil
urusan duniawi hanya sebagai bekal untuk menuju akherat.”
Sikap seorang Mukmin
Selayaknya orang mukmin itu :
1.
selalu dalam keadaan suci, membayangkan duduk di
hadapan Rasulullah SAW menurut ukuran hadir dan dekatnya hati, sehingga tampak
tenang dan agung dalam setiap perbuatan.
2.
bersabar dalam menghadapi orang lain dan tidak
mengikutsertakan dalam kejahatan.
3.
memohonkan ampun untuk orang lain terhadap Allah.
4.
tidak bangga terhadap amal kebaikannya, sebab berbangga
diri adalah sifatnya syaitan. Pandanglah diri ini dengan hina dan memandang
orang sholeh dengan pandangan mulia.
Orang Shaleh
Orang bisa jadi shaleh, manakala
:
1.
Bila nasehat ada dalam hatinya, artinya dalam hati ada
rasa takut kepada Allah.
2.
di lisan selalu benar, serta
3.
anggota badannya selalu beramal shaleh.
Zuhud dan Cintailah Akhirat
Penyayang, Murah Hati dan Dermawan